Posts mit dem Label Ayam werden angezeigt. Alle Posts anzeigen
Posts mit dem Label Ayam werden angezeigt. Alle Posts anzeigen

Waspadai Penyakit pada Ayam Petelur


Penyakit pada makhluk hidup dapat menyebabkan banyak kerugian hingga kematian. Termasuk pada ternak ayam petelur. Sebagai hewan ternak, ada beberapa penyakit yang perlu diwaspadai agar hewan ternak senantiasa sehat dan menghasilkan produk berkualitas baik tanpa menularkan penyakit apapun kepada konsumen, pemilik peternakan maupun lingkungan sekitar.

Pada artikel kali ini, kami akan memberi beberapa informasi mengenai penyakit berbahaya yang dapat terjangkit pada ternak ayam petelur. Untuk informasi lengkapnya, simak penjelasan di bawah ini ya!

Penyakit Berbahaya pada Ayam Petelur

Penyakit Flu Burung menjadi penyakit berbahaya pada unggas yang sempat menggemparkan dunia, terlebih Indonesia. Di Indonesia sendiri, peternakan unggas menjadi mata pencaharian sekaligus kegiatan yang masih banyak diminati oleh masyarakat. Terutama permintaan akan produk dari unggas, baik telur maupun daging, yang terus meningkat tiap waktunya. 

Berikut adalah beberapa penyakit berbahaya yang dapat terjangkit pada ternak ayam petelur.

1# Avian Encephalomyelitis (AE)

Jenis penyakit pertama adalah Avian Encephalomyelitis atau AE yang sudah terkenal di kalangan peternak unggas petelur di Indonesia. Penyakit AE ini dapat menyebar dan disebabkan oleh virus berbahaya. Umumnya, penyakit AE akan menyerang pada saat ternak ayam petelur masih di usia muda atau pada anakan ternak ayam petelur.

Beberapa gejala yang terlihat dari penyakit AE ini antara lain:

  • Penurunan bobot tubuh pada ternak ayam petelur
  • Ternak ayam menjadi lemah dan mudah mengantuk
  • Ternak ayam tidak dapat berjalan dengan teratur
  • Adanya infeksi pada bagian sistem syaraf pusat
  • Bagian leher hingga kepala ayam terlihat gemetar
  • Leher ternak ayam terpelintir ke bawah

Pencegahan agar ternak ayam petelur tidak terjangkit penyakit AE adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksin tidak hanya berguna pada manusia, tapi juga hewan ternak. Untuk ternak ayam petelur yang masih dapat bertahan, bisa diberikan pakan seperti pada umumnya dengan penambahan elektrolit dan vitamin.

2# Egg Drop Syndrome (EDS)

Jenis penyakit kedua adalah Egg Drop Syndrome atau EDS. Sama dengan penyakit AE, penyakit EDS juga disebabkan oleh virus. Pada tahap awal terserang penyakit EDS, ternak ayam masih terlihat sehat dan dapat beraktifitas seperti biasa.

Namun, Anda dapat melihat efek penyakit EDS ini pada saat ayam bertelur dan menghasilkan kerabang yang tipis, bahkan tidak ada kerabang pada telur.

Adapun beberapa tanda ayam petelur terjangkit penyakit EDS antara lain:

  • Cangkang telur yang dihasilkan menjadi lembek dan tipis, bahkan ada beberapa telur yang tanpa cangkang.
  • Organ vital dan jengger pada ayam petelur berwarna pucat. Hal ini dikarenakan ayam terkena anemia atau penyakit kekurangan sel darah merah.

Untuk melakukan pencegahan pada penyakit EDS, peternak dapat melakukan vaksinasi. Sedangkan untuk ayam yang terlanjur terjangkit penyakit EDS, dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotic pada ternak ayam.

3# Pullorum atau Berak Kapur

Jenis penyakit selanjutnya adalah Pullorum atau penyakit Berak Kapur. Penyakit ini terbilang cukup umum menjangkiti ternak ayam petelur. Berak Kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella yang ada pada bagian organ pencernaan ayam petelur. Efeknya, bagian feses ternak ayam petelur akan berwarna putih yang bentuknya menyerupai pasta.

Penyakit Berak Kapur ini juga dapat ditularkan oleh indukan melalui telur yang dihasilkan. Angka kematian akibat penyakit ini cukup tinggi, yakni biasa terjadi pada usia 2 hingga 3 minggu setelah ayam menetas.

Beberapa ciri-ciri ayam terserang penyakit Berak Kapur antara lain:

  • Sayap ayam terlihat lemas
  • Kotoran ayam menjadi encer dan bercampur dengan butiran putih mirip dengan kapur
  • Nafsu makan ternak ayam semakin menurun
  • Jengger ayam berwarna pucat atau keabu-abuan
  • Bulu dubur melekat satu sama lain
  • Mata ayam tertutup

Pencegahan dan pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan pemberian antibiotic. Namun tidak ada salahnya melakukan konsultasi dengan pihak terkait, seperti dokter, untuk mendapat rujukan obat dan tindakan yang paling tepat dalam penyembuhan penyakit Berak Kapur.

4# Infeksi Bronchitis (IB)

Jenis penyakit keempat adalah Infeksi Bronchitis atau penyakit IB. Penyakit ini menjadi kendala tersendiri karena hampir menyerang ayam petelur di usia-usia tertentu. Salah satu penyebab utama dari penyakit IB adalah cuaca di sebagian wilayah Indonesia yang sangat tidak menentu. Di sisi lain, kondisi kandang ayam petelur yang lembab dan kurang higienis menjadi faktor pendukung lainnya sehingga virus IB mudah berkembang biak.

Beberapa tanda dari penyakit IB antara lain:

  • Menjadi penyebab penyakit pernapasan pada ternak ayam petelur
  • Menghambat pertumbuhan ternak ayam
  • Menurunnya kualitas telur
  • Tingkat kesakitan ayam dapat mencapai 100%
  • Menyerang dengan tidak mengenal usia ternak ayam

5# Penyakit Newcastle Disease atau ND

Penyakit ND atau Newcastle Disease menjadi penyakit yang hampir menyerang semua jenis ayam. Beberapa catatan juga menyebutkan bahwa jumlah kematian yang diakibatkan oleh penyakit ND mencapai angka yang cukup tinggi.

Gejala dari penyakit ND antara lain:

  • Ayam mengorok
  • Mulai menurun nafsu makan ternak ayam
  • Sulit bernapas atau gangguan pernapasan
  • Ayam mengalami gemetar di seluruh tubuh
  • Kotoran ternak ayam berubah menjadi warna hijau bercampur dengan gumpalan putih
  • Adanya kelainan syaraf yang mengakibatkan ayam mengalami lumpuh kaki, leher terpelintir atau berputar, serta lumpuh sayap.

Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang tepat untuk menangani penyakit ND ini. Namun, penyakit ND dapat dicegah dengan pemberian vaksin ND pada ternak ayam saat menginjak usia anakan, yakni antara 1 hingga 4 hari.

6# Penyakit Snot atau Coryza

Penyakit Snot atau Coryza adalah jenis penyakit pada ayam petelur yang disebabkan oleh adanya bakteri. Umumya, penyakit ini menyerang ternak di musim pancaroba atau pada saat pergantian musim. Perubahan ini yang menyebabkan daya tahan tubuh pada ternak ayam perlahan menurun hingga mudah terjangkit penyakit Snot.

Beberapa gejala yang mudah ditemukan pada ternak ayam petelur adalah:

  • Pertumbuhan ternak ayam kian melambat
  • Nafsu makan ternak ayam menurun
  • Ayam mengeluarkan suara ngorok
  • Kesulitan bernapas atau gangguan pernapasan
  • Adanya kerak di hidung
  • Keluar lendir dari hidung dengan tekstur kental, berwarna kuning dan mengeluarkan bau busuk atau menyengat

Penyakit Snot atau Coryza ini dapat dicegah dengan menerapkan pola manajemen pemeliharaan yang baik pada ternak ayam, serta pemberian vitamin khusus untuk ayam petelur.

Tindakan pencegahan dan pengobatan pada penyakit-penyakit yang telah dijelaskan di atas dapat dikonsultasikan pada dokter atau pihak terkait agar mendapat tindakan serta dosis pengobatan yang tepat dan cepat. Pisahkan ternak ayam yang mengalami sakit dari ternak lainnya agar penyakit tidak cepat menular hingga menyebabkan kerugian lebih besar nantinya.


Vitamin untuk Ayam Broiler


Tidak hanya manusia, hewan ternak juga memerlukan vitamin dan beragam nutrisi lainnya untuk menunjang kesehatan serta kualitas dari hasil ternak yang akan dihasilkan. Pakan mungkin memiliki kandungan vitamin dan nutrisi yang penting bagi hewan ternak, namun tidak semua pakan dapat memenuhi kebutuhan vitamin dari hewan ternak.

Untuk itu, beberapa peternak menambahkan vitamin buatan lainnya untuk hewan ternak guna memenuhi kebutuhan vitamin agar ternak senantiasa sehat dan dapat menghasilkan produk peternakan yang baik dan prima.

Kali ini kami akan memberi informasi mengenai vitamin yang baik untuk ternak ayam broiler. Untuk selengkapnya, simak artikel di bawah ini ya!

Pengertian Vitamin

Vitamin diambil dari bahasa Inggris vital amine-vitamin dengan pengertian sebagai sekelompok senyawa organik dengan bobot molekul kecil yang mempunyai fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme. Vitamin ini bersifat tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh.

Vitamin pada ternak ayam pedaging biasanya diberikan sejak awal pengembang biakkan hingga akhir panen. Fungsi dari vitamin pada ternak ayam pedaging adalah untuk menjaga dan memperkuat antibodi tubuh, mengurangi tingkat heat stress pada saat panas, dan masih banyak lagi.

Produsen Vitamin dan Obat-Obatan untuk Ternak Ayam

Dengan sifatnya yang tidak bisa dihasilkan sendiri oleh tubuh, maka ada banyak produsen yang menyediakan atau memproduksi vitamin serta obat-obatan bagi ternak hewan pedaging. Antara lain:

1. Medion

Yang pertama yakni Medion. Produsen ini terbilang sebagai produsen vitamin terlama dan telah memiliki nama serta reputasi yang baik di lingkungan peternak dengan banyak menghasilkan vitamin, obat serta vaksin untuk hewan ternak. Medion telah menghasilkan banyak produk untuk ayam pedaging, ayam petelur, ikan, babi, sapi dan kambing. Selain itu, Medion juga menyediakan peralatan perlengkapan peternak unggas, seperti tempat minum ayam, tempat pakan ayam, dan lain sebagainya.

Medion telah berdiri sejak 40 tahun lalu dan telah memiliki banyak cabang di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Untuk kegiatan vaksin, Medion tidak hanya memproduksi vaksin, melainkan juga menyediakan layanan vaksin bagi hewan ternak.

2. Mensana

Produsen ini berdiri 20 tahun setelah Medion. Mensana merupakan perusahaan yang menyediakan berbagai macam obat, vaksin, dan peralatan peternakan lainnya. Sama seperti Medion, Mensana juga memiliki beberapa cabang yang tersebar di wilayah Indonesia, sehingga sangat mudah menemukan produk dari Mensana.

3. M2P

Yang ketiga yakni M2P. Dibandingkan dengan Mensana dan Medion, M2P terbilang baru berdiri sebagai penyedia obat dan vitamin bagi hewan ternak. Perbedaan dengan dua perusahaan lainnya, produk yang dihasilkan oleh M2P diklaim memiliki harga yang lebih terjangkau. Namun, produk M2P masih jarang ditemukan karena masih sangat baru dalam dunia peternakan.

Jenis Vitamin untuk Ayam Pedaging

Ada beberapa jenis vitamin yang dapat diberikan pada ayam pedaging selama diternakkan. Antara lain:

a. Vitamin C

Jenis vitamin yang satu ini sangat bermanfaat pada ayam yang sedang mengalami atau hendak mengalami sakit. Vitamin C memiliki kegunaan untuk membantu memperkuat daya tahan tubuh dari penyakit yang menyerang dan bertahan dari penyakit tersebut.

Selain menjaga kondisi daya tahan tubuh, Vitamin C pada ayam pedaging juga membantu menjaga fungsi hati, jantung, limpa dan bursal ternak ayam.

b. Vitamin B1, B2, B6, B12

Yang kedua yakni vitamin B kompleks. Vitamin B1 pada ternak ayam akan membantu mencukupi kebutuhan energi pada ayam. Di sisi lain, Vitamin B2 dapat membantu bagian usus ayam untuk mencerna makanan yang masuk, khususnya karbohidrat dan protein pada pakan agar dapat terolah dengan sempurna.

Vitamin B6 untuk ayam dapat membantu kelancaran peredaran darah dengan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh ayam. Sedangkan Vitamin B12 dapat merubah makanan atau pakan yang masuk menjadi energi yang dibutuhkan oleh tubuh ayam dalam beraktifitas.

c. Lysine

Pakan yang diberikan pada ternak ayam umumnya mengandung protein sekitar 20 hingga 25 persen yang nantinya akan dirubah dan dibentuk menjadi daging oleh tubuh ternak ayam. Disini, ayam perlu bantuan untuk proses tersebut dan tidak hanya mengandalkan tubuh ayam. Terlebih jika ayam dalam kondisi yang tidak optimal akibat terserang penyakit.

Diperlukan Lysine dalam proses pembentukan pakan menjadi daging padat pada tubuh ayam. Lysine sendiri memiliki fungsi untuk membantu memproses protein yang masuk ke dalam tubuh ternak ayam.

d. ATP

 ATP atau Adenosima trifosfat adalah suatu energi yang langsung diserap oleh tubuh tanpa perlu diproses terlebih dahulu. Sekarang ini, DOC yang baru datang dapat diberi ATP secara langsung dibandingkan gula. Hal ini dikarenakan ternak ayam yang diberikan gula memerlukan proses yang lebih lama untuk mengolah, sedangkan kondisi ayam sudah mengalami kelelahan akibat perjalanan yang panjang.

Pemberian ATP pada anak ayam dapat menyembuhkan kelelahan lebih cepat dan juga dapat meningkatkan nafsu makan anak ayam.

e. Sorbitol

Sorbitol merupakan gula alkohol yang nantinya akan diproses oleh tubuh secara lambat. Dengan kinerja yang lambat tersebut, Sorbitol dapat memenuhi kebutuhan gula yang akan datang pada ternak ayam.

f. Elektrolit

Elektrolit pada manusia erat kaitannya dengan 3L, yakni Lelah, Letih dan Lesu. Tidak hanya manusia, ternak ayam juga dapat mengalami 3L tersebut, terutama saat musim panas datang atau pada saat ayam kekurangan cairan tubuh.

Pemberian elektrolit pada ternak ayam dapat membantu tubuh mencukupi cairan yang hilang akibat paparan panas matahari dari waktu ke waktu, stress dan juga memulihkan tubuh ayam setelah mengalami mencret atau penyakit pencernaan lainnya.

g. Paracetamol

Vitamin yang satu ini juga berguna sebagai obat pada ternak ayam. Paracetamol mempunyai fungsi untuk membantu menyembuhkan rasa sakit yang diderita oleh ternak ayam, mulai dari sakit ringan hingga sakit berskala sedang. 

Paracetamol pada manusia umumnya dikonsumsi pada saat merasakan sakit atau nyeri pada bagian kepala, gigi, maupun membantu penyembuhan pada saat sakit flu. Untuk ternak ayam, paracetamol diberikan dan dimanfaatkan untuk membantu menurunkan panas atau demam, terutama diberikan pada ternak ayam saat cuaca panas di siang hari.

Vitamin pada ternak ayam dapat membantu menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh apabila diberikan sesuai dengan kebutuhan atau dosis yang pas. Sebaliknya, apabila pemberian dosis vitamin berlebihan maka dapat menimbulkan berbagai gangguan dan penyakit lainnya pada hewan ternak.

Ada baiknya dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada hewan ternak sebelum diberikan berbagai jenis vitamin. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh dokter hewan atau pihak berwenang lainnya agar ayam dapat diberikan vitamin dengan dosis yang pas sesuai dengan kebutuhan tubuh ayam.

Pilih juga vitamin dengan merk produsen kenamaan atau sesuai dengan anjuran dokter. Hal ini untuk menghindari efek samping berbahaya pada hewan ternak yang dapat mengganggu metabolisme tubuh hewan ternak setelah diberikan vitamin.


Penyakit pada Ayam Broiler


Tidak hanya manusia, hewan ternak juga dapat menderita penyakit ringan hingga berat yang dapat membahayakan nyawa dan metabolisme hewan tersebut. Penyebab penyakit pun sangat beragam, mulai dari faktor cuaca hingga faktor eksternal lainnya.

Ayam pedaging juga memiliki beberapa jenis penyakit yang harus diwaspadai oleh peternak agar dapat segera ditangani dan tidak menyebar ke ternak ayam lainnya. Untuk selengkapnya, simak penjelasan di bawah ini ya!

Jenis Penyakit Ayam Pedaging

Sesuai dengan namanya, ayam pedaging atau ayam broiler banyak diternakkan untuk diambil dagingnya. Ayam ini diternakkan untuk memenuhi kebutuhan daging ayam di pasaran, sedangkan ayam petelur diternakkan untuk diambil hasil telurnya.

Saat ini, penyakit pada hewan ternak semakin berkembang dan memiliki tingkat kematian tinggi pada hewan. Hal ini tentu saja dapat merugikan peternak sebagai pengembang biak dari ayam pedaging. Adapun jenis penyakit yang umum menjangkiti ayam broiler atau ayam pedaging antara lain:

a. Flu Burung (Avian Influenza)

 Jenis penyakit ini sempat booming di tahun 2000-an dimana masyarakat secara ramai-ramai mengurangi pasokan ternak ayam akibat rasa takut hewan unggas mereka dapat terjangkit penyakit mematikan ini. Penyakit Flu Burung disebabkan oleh virus bertipe A dari family Orthomyxoviridae. Dengan virus sebagai sumber penyakit, maka penyakit ini dapat dengan cepat menular pada sesama hewan ternak, bahkan hingga menjangkiti manusia.

Beberapa gejala yang diklaim sebagai gejala penyakit Flu Burung adalah bersin, batuk, ngorok, adanya cairan di bagian mata dan hidung, bagian jengger, kulit perut dan pial yang tidak ditumbuhi bulu, serta bulu atau kulit ternak ayam pedaging berwarna biru keunguan. Juga adanya diare pada ternak ayam dapat dikatakan sebagai gejala dari penyakit Flu Burung.

Untuk mencegah penyakit ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Salah satunya dengan vaksinasi, peningkatan biosekurit, desinfeksi atau dekontaminasi pakan ayam, dan lain sebagainya. Namun, ada beberapa penelitian dan pembuktian bahwa penyakit Flu Burung adalah penyakit ‘buatan’ yang menimbulkan banyak teror dan ketakutan pada masyarakat untuk memelihara dan mengonsumsi daging ayam. Salah satunya ada pada film buatan Indonesia berjudul Aruna dan Lidahnya, dimana terdapat beberapa adegan Aruna sebagai tokoh utama menyelidiki adanya penyakit Flu Burung yang ada di Indonesia.

b. Gumboro (Infectious Bursal Disease)

Jenis kedua yakni Gumboro. Penyakit ini termasuk dalam kategori penyakit berbahaya pada ternak ayam pedaging karena dapat menyerang sistem imun atau sistem kekebalan tubuh ternak ayam pedaging. Penyakit Gumboro dapat menyebabkan kematian pada ayam sebagai efek paling buruk.

Penyakit ini menyerang pada bagian fibrikus dan thymus yang termasuk dalam bagian sistem kekebalan tubuh ternak ayam. Apabila jenis penyakit ini telah menyebar di tubuh ayam, maka sebagai dampaknya antibodi ayam tidak dapat terbentuk dan menyerang balik sistem kekebalan. Penyakit ini juga dapat dikatakan sebagai penyakit AIDS pada ternak ayam pedaging.

Penyakit Gumboro ini disebabkan oleh beberapa virus genus Avibirnavirus, Varian Strain dan Klasik. Penyakit ini dapat terjadi karena sistem imun ternak ayam diserang oleh serbuan virus lapangan yang dapat menyerang tubuh ayam, dimana virus tersebut lebih cepat berkembang di dalam tubuh ayam dibandingkan dengan vaksin yang diberikan.

Dengan begitu, pemilihan vaksin yang cocok dan tepat dengan virus lapangan dinilai sangat penting bagi ternak ayam pedaging. Untuk mencegah penyakit ini, dapat dipilih vaksin yang sesuai dengan pemicu penyakit serta pemilihan waktu yang tepat kapan vaksin akan diberikan pada ternak ayam.

c. Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)

Jenis penyakit ketiga adalah penyakit ngorok. Jenis penyakit ini menyerang bagian saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galliseptiucum. Beberapa gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ngorok ini adalah gejala pernapasan – seperti sesak napas, ngorok saat bernapas, keluarnya lendir atau ingus dari hidung, serta bersin-bersin pada ternak ayam pedaging.

Pencegahan untuk penyakit ini adalah dengan aktivitas sanitasi atau desinfeksi pada ternak ayam maupun lingkungan sekitar ayam hidup. Selain itu, menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar menjadi faktor penting yang sangat berpengaruh pada munculnya penyakit ngorok pada ternak ayam pedaging.

d. Berak Kapur (Pullorum)

Jenis penyakit yang umum menjangkiti ternak ayam pedaging adalah Berak Kapur atau Pullorum. Penyakit ini tergolong dalam penyakit menular yang kemunculannya disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Ciri-ciri jika ternak ayam pedaging terjangkit penyakit berak kapur adalah saat ayam mengeluarkan feses atau kotoran berwarna putih dan apabila kotoran sudah mongering akan berubah menjadi serbuk mirip kapur.

Gejala lainnya yang dapat terlihat pada ternak ayam adalah ternak yang makin kehilangan nafsu makan, bagian sayap ayam yang mengerut dan sesak napas.

Penyakit berak kapur dapat dicegah dengan menjaga kebersihan atau sanitasi dari kandang ayam dan lingkungan sekitar kandang ayam. Jugam dapat diberikan produk Nasa yang dimana kandungannya terdapat Viternak, Poc NASA dan Hormonik. Pemberian produk ini dapat dicampurkan dengan minuman ayam setiap paginya.

e. Tetelo (Newcastle Disease)

Jenis penyakit terakhir yakni penyakit Tetelo atau Newcastle Disease. Penyakit ini muncul disebabkan oleh adanya virus yang bernama Paramyxo. Virus ini dapat menyerang berbagai bagian organ ayam, seperti pernapasan, pencernaan, syaraf, serta dapat menghambat pertumbuhan ternak ayam pedaging.

Penyakit Tetelo termasuk dalam kategori penyakit menular hingga dapat menyebabkan kematian yang tinggi pada ternak sebagai efek paling buruk. Penyakit Tetelo memiliki ciri-ciri seperti ayam yang terlihat lesu, nafsu makan ternak semakin menurun, batuk-batuk, mudah mengantuk, kesulitan atau gangguan saluran pernapasan, serta kotoran ternak ayam yang berwarna hijau cenderung putih.

Penularan penyakit Tetelo dapat dilakukan dengan memisahkan ternak ayam pedaging yang mengalami sakit Tetelo ke kandang lainnya agar ternak lainnya tidak tertular penyakit yang serupa, pemberian vaksin yang tepat, serta menjaga kesehatan dan kebersihan kandang serta lingkungan sekitar kandang.

Pembuatan kandang ayam terkadang meresahkan masyarakat bukan tanpa alasan. Dalam beberapa kasus, penyakit yang menjangkiti ternak ayam dapat menular ke manusia serta menimbulkan bau yang tidak sedap, terutama penyakit yang dapat mencabut nyawa hewan ternak.

Untuk mencegah merebaknya penyakit berbahaya pada hewan ternak dapat dilakukan dengan tindakan pembersihan serta sanitasi kandang dan lingkungan sekitar setiap harinya, memastikan ventilasi udara tetap terjaga kebersihannya dan memastikan udara dalam kandang dapat bertukar dengan udara bersih dari luar, serta pembersihan pakan secara teratur.

Pembangunan kandang juga sangat berpengaruh, misalnya pembangunan kandang yang memungkinkan udara bersih dapat masuk dengan leluasa ke dalam kandang, serta sinar matahari yang dapat langsung masuk ke dalam kandang. Ternak ayam pedaging juga akan lebih sehat dan tidak mudah stress dengan pembangunan kandang yang baik dan benar serta kebersihan kandang dapat menunjang kesehatan ternak.


Pengaturan Pakan Ayam Broiler Agar Cepat Gemuk


Memiliki ternak ayam pedaging atau broiler dengan tubuh yang sehat dan gemuk merupakan idaman semua peternak. Dengan begitu, kualitas produk yang dihasilkan juga berkualitas prima dan baik untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Pemberian pakan juga disesuaikan dengan tahap atau fase pada masing-masing hewan ternak agar perkembangannya optimal serta menghasilkan produk yang prima.

Namun, tidak semua pakan dapat memberi tubuh yang sehat dan gemuk pada ayam broiler. Nah, pada artikel kali ini, kami akan membahas bagaimana pengaturan pakan ayam broiler agar cepat gemuk dan sehat. Mau tahu? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini ya!

A. Apa Itu Pakan?

Setiap makhluk memerlukan makanan untuk sumber energi dan pemenuhan zat penting bagi tubuh, termasuk hewan ternak ayam broiler. Ternak ayam umumnya menggunakan pakan untuk memenuhi kebutuhan makan dan nutrisi sehari-hari.

Yang dimaksud dengan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan pada ternak sebagai sumber energi dan zat gizi. Biasanya, pakan pada hewan ternak dapat berupa pellet, mash, maupun crumble. Pakan ini umumnya telah diracik dan diramu untuk mendapat takaran yang pas bagi hewan ternak dengan penambahan vitamin agar zat nutrisi terpenuhi.

B. Komposisi Pakan Ayam Broiler

 Konsumsi pakan pada ayam broiler bergantu pada umur, strain, aktifitas dan suhu lingkungan sekitar. Ada dua jenis pakan ayam broiler, yakni ransum untuk periode starter dan periode finisher. Pada ransum periode starter, adapun komposisi pakannya adalah Protein sebesar 22 hingga 24 persen, Serat Kasar sebesar 4 persen, Lemak sebesar 2,5 persen, Kalsium sebesar 1 pesen dan Fosfor sebesar 0,7 hingga 0,9 persen. 

Di sisi lain, ransum pakan untuk periode finisher terdiri dari Protein sebsar 18,1 hingga 21,2 persen, Serat Kasar sebesar 4,5 persen, Lemak sebesar 2,5 persen, Kalsium 1 persen dan Fosfor sebanyak 0,7 hingga 0,9 persen. 

Adanya perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan protein dan zat nutrisi lainnya antara satu periode dengan periode yang lain. Pakan untuk ayam broiler harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut ini:

  • Mempunyai kandungan energi dan protein yang jelas dan diketahui
  • Memiliki kandungan protein yang tinggi guna menopang pertumbuhan ternak ayam broiler yang sangat cepat
  • Mengandung energi yang lebih agar ternak ayam broiler memiliki kandungan lemak yang cukup saat dipanen

Lebih lanjut, ayam broiler memerlukan energi yang tinggi, yakni lebih dari 3.000 kkal per kilogram ransum. Guna memenuhi kebutuhan ini, dapat diberikan tambahan mnyak agar gizi dari ransum dapat seimbang dan menghasilkan produk yang baik.

Adapun beberapa bahan yang umum digunakan sebagai pemenuhan energi ayam broiler adalah bungkil kelapa, bekatul dan bungkil kacang tanah. Di sisi lain, untuk memenuhi lemak pada ayam broiler ditambahkan minyak nabati seperti minyak kelapa pada pakan ayam.

C. Bahan Pakan Ayam Broiler

Adapun tabel bahan pakan pada ayam broiler adalah sebagai berikut:

No

Parameter

Satuan

Persayaratan

Anak Ayam Pedaging (Broiler Starter)

Ayam Petelur Dara (Broiler Finisher)

1

Kadar Air

%

Maks. 14,0

Maks. 14,0

2

Protein Kasar

%

Min. 19,0

Min 18,0

3

Lemak Kasar

%

Maks. 7,4

Maks. 8,0

4

Serat Kasar

%

Maks. 6,0

Maks. 6,0

5

Abu

%

Maks. 8,0

Maks. 8,0

6

Kalsium (Ca)

%

0,90 – 1,20

0,90 – 1,20

7

Fosfor Total (P)

%

0,60 – 1,00

0,60 – 1,00

8

Fosfor Tersedua

%

Min. 0,40

Min. 0,40

9

Energi Termetabolis (ME)

Kcal/kg

Min. 2.900

Min. 2.900

10

Total Aflatoksin

μ/kg

Maks. 50,0

Maks. 50,0

11

Asam Amino

 

 

 

 

-Lisin

%

Min. 1,10

Min. 0,90

 

-Metionin

%

Min. 0,40

Min. 0,30

 

-Metionin + Sistin

%

Min. 0,60

Min. 0,50

Bahan pakan tersebut terdiri dari bahan organik dan anorganik. Bahan organik terkandung dalam bahan pakan lemak, protein, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Sedangkan bahan anorganik adalah jenis bahan pakan dengan kandungan kalsium, fosfor, kalium, magnesium dan natrium.

Terdapat dua jenis bahan pakan, yakni bahan pakan konvensional dan bahan pakan substitusi.

a. Bahan Pakan Konvensional

Yang dimaksud dengan bahan pakan konvensional yakni bahan baku yang umum digunakan pada pakan yang biasanya memiliki kandungan nutrisi yang cukup dan disukai oleh ternak. Adapun bahan pakan konvensional pada pakan ternak ayam broiler adalah bahan makro, jagung, gandum, tepung ikan, bungkil kedelai dan lain sebagainya.

b. Bahan Pakan Substitusi

Jenis bahan pakan ini terdiri dari bahan baku yang belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan hasil ikutan industri agro atau peternakan dan perikanan. Sebagai substitusi, bahan pakan ini umumnya digunakan sebagai bahan pengganti untuk bahan pakan konvensional dengan kandungan gizi yang sama atau setara.

c. Ransum

Yang dimaksud dengan ransum adalah jenis pakan jadi yang siap diberikan pada ternak. Pakan ini tersusun dari berbagai jenis bahan pakan yang telah dikalkulasi berdasarkan pada kebutuhan industri dan energi yang dibutuhkan. 

Ransum sendiri terdiri dari tiga jenis. Yakni mash, pellet, dan crumble.

  • Mash, merupakan ransum yang paling sederhana dan terbuat dari campuran serbuk atau tepung dan granola.
  • Pellet, adalah jenis ransum yang terdiri dari berbagai bahan pakan dengan perbandingan komposisi yang sudah ditentukan. Bahan pakan ini diolah menggunakan mesin pellet atau pelletizer guna mengurangi loss nutrisi dalam bentuk yang lebih utuh. Jenis pellet dinilai lebih praktis dan higienis karena tidak mudah tercecer dan mudah dikonsumsi oleh hewan ternak.
  • Crumble, sama seperti dua jenis lainnya yang telah disebutkan, hanya saja memiliki bentuk yang menyerupai tepung dan mudah menyebar. Pakan jenis ini menyisakan beberapa sisa yang dapat menjadi hambatan tersendiri apabila bersentuhan dengan air dan menjadi kotoran pada kandang hewan ternak.

d. Konsentrat

 Berdasar pada kandungan gizi, pakan konsentrat dibagi dalam dua golongan. Yakni konsentrat sebagai sumber energi dan konsentrat sebagai sumber protein.

Konsentrat dikatakan sebagai sumber protein dari hewan jika mengandung Protein lebih dari 47 persen, Mineral Kalsium lebih dari 1 persen dan Fosfor lebih dari 1,5 persen dan terdapat kandungan Serat Kasar di bawah 2,5 persen. Contohnya bahan pakan tepung susu, tepung ikan, tepung bulu, tepung cacing dan tepung darah.

Sebagai sumber protein yang terdiri dari bahan tumbuhan dengan kandungan Protein dibawah 47 persen, Mineral Kalsium dibawah 1 persen dan Fosfor dibawah 1,5 persen. Selain itu, terdapat Serat Kasar lebih dari 2,5 persen. Contohnya, bungkil kelapa, bungkil wijen, bungkil kelapa sawit, tepung bunga matahari, tepung kedelai dan tepung biji kapuk.

Dikatakan konsentrat sebagai sumber energi jika kandungan protein dibawah 18 persen, TDN sebesar 60 persen dan Serat Kasar lebih dari 10 persen. Contohnya adalah dedak, jagung, polar dan empok.


Manajemen Ternak Ayam Petelur


Memiliki peternakan merupakan mimpi bagi sebagian orang. Di tengah perkembangan pesat dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan seperti saat ini, bisnis peternakan masih menjadi primadona dengan tujuan memenuhi kebutuhan pasar akan produk peternakan, salah satunya telur ayam.

Telur ayam menjadi produk yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam berbagai hidangan makanan maupun minuman. Di tengah tingginya kebutuhan, beternak ayam petelur bisa menjadi pilihan bisnis yang tepat untuk Anda.

Pada artikel kali ini, kami akan memberi sedikit informasi mengenai manajemen ternak ayam petelur yang baik dan benar. Untuk selengkapnya, simak penjelasan berikut ini ya!

Pengertian Ayam Petelur

Pada umumnya, ternak ayam dibagi menjadi dua jenis. Yakni ayam petelur yang dikembang biakkan untuk diambil produk telurnya dan ayam pedaging yang dikembang biakkan untuk diambil dagingnya. Ayam petelur menurut sejarahnya, adalah jenis ayam yang tinggal di kawasan hutan dan dipelihara oleh warga desa.

Dari waktu ke waktu, ayam ini kemudian diseleksi dengan berbagai kriteria guna menemukan gen petelur unggulan dan pedaging unggulan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan berbagai gen terbaik di kelas petelur dan membuang sifat bawaan jelek dari induknya. Dalam seleksi ini, digunakan plasma nutfah yang digunakan sebagai penyeleksi bibit unggulan.

Kegiatan budidaya ayam petelur dapat dimulai saat ternak ayam berada di umur 5 bulan dan berlanjut hingga menghasilkan telur di tahun 1 hingga 2.

Manajemen Ternak Ayam Petelur

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam beternak ayam petelur. Antara lain:

1. Mengenali Jenis Ayam untuk Ternak Petelur

Aspek ini menjadi aspek dasar dalam kegiatan budidaya ayam petelur, yakni mengenal dan memilih jenis ayam yang cocok untuk dikembang biakkan dalam peternakan. Pengenalan dan pemilihan ini sangat penting dalam penentuan harga jual dan untung yang akan didapat.

Umumnya, terdapat dua jenis ayam yang dapat dikembang biakkan menjadi ayam petelur. Yaitu ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat.

a. Ayam Petelur Putih (Ayam Ringan)

 Ayam petelur putih ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

  • Jenis ayam petelur yang paling mudah dijumpai di pasaran
  • Memiliki telur berwarna putih
  • Bobot tubuh lebih ringan dibandingkan dengan ayam petelur cokelat
  • Peka terhadap udara panas dan suara bising

b. Ayam Petelur Cokelat (Ayam Medium)

 Adapun karakteristik yang dimiliki ayam petelur cokelat adalah sebagai berikut:

  • Tidak hanya petelur, ayam ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ayam pedaging
  • Memiliki telur berwarna cokelat
  • Ukuran telur lebih bulat dan lebih besar
  • Harga telur lebih mahal
  • Cenderung sukar dijumpai dan harga lebih mahal untuk dibeli

2. Memilih Bibit Ayam Petelur yang Unggul

Dalam memilih bibit ataupun indukan, semua peternak tentu ingin mendapatkan bibit atau indukan dengan kualitas terbaik di kelasnya guna menghasilkan produk yang sama tinggi kualitasnya. Nah, ada beberapa hal yang dapat diperhatikan dalam pemilihan bibit ternak ayam petelur agar mendapat kualitas unggulan. Antara lain:

  • Bibit ayam petelur tidak mengalami cacat pada badan
  • Bibit ayam petelur mempunyai bulu yang halus dan mengkilap
  • Bibit ayam petelur harus dari induk yang sehat dan berkualitas
  • Bibit ayam petelur mempunyai tubuh yang sehat dan ideal
  • Bibit ayam petelur memiliki perkembangan yang sehat dan minim penyakit
  • Bibit ayam petelur mempunyai nafsu makan yang tinggi

Alangkah baiknya jika Anda dapat mengetahui informasi indukan sehingga dapat menelusuri track record dari indukan dan tahap perkembangan bibit ayam petelur.

3. Menentukan Kandang Ayam Petelur

Kandang menjadi hal yang sangat penting bagi ternak karena akan menjadi tempat tinggal dan tempat hidup dari ternak ayam petelur. Pembuatan dan penentuan kandang dapat dilihat dari kebutuhan, kondisi lingkungan serta budget yang dimiliki oleh peternak. Tapi diingat, buatlah kandang senyaman dan seaman mungkin agar ternak tetap sehat dan tidak mudah stress guna menghindari parasit maupun penyakit berbahaya.

Ada dua jenis kandang yang dapat dipilih oleh peternak ayam telur. Yakni kandang baterai dan kandang koloni.

a. Kandang Baterai

 Kandang baterai memiliki bentuk bertingkat atau bersusun dengan bahan pembuat dari bilah bambu maupun kawat besi. Satu kandang baterai hanya digunakan untuk 1 ekor ayam, maka dari itu, untuk menggunakan kandang baterai diperlukan ruang yang luas.

Keunggulan dari kandang jenis ini adalah proses pengambilan telur yang lebih mudah dengan lantai dibuat miring agar telur dapat menggelinding tanpa merusak satu sama lainnya dan tidak terkontaminasi dengan kotoran ternak maupun sisa pakan. Sehingga telur lebih higienis dan terjaga kebersihannya.

b. Kandang Koloni

Seperti namanya, kandang ini adalah jenis kandang luas yang dimana ternak ayam dibiarkan berkumpul dalam satu kandang tanpa sekat, sehingga bisa memuat lebih banyak ayam. Penggunaan kandang ini cocok untuk peternak ayam petelur dengan skala kecil atau yang baru memulai bisnis ternak ayam.

Keunggulan kandang ini adalah biaya pembuatan yang lebih murah serta dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan ayam pedaging. Kelemahannya, peternak akan sulit mencari telur yang tersebar dalam kandang dan telur akan dengan mudah terkontaminasi dengan kotoran ternak maupun kotoran lain yang ada di lantai kandang.

Selain jenis kandang, lokasi pembuatan kandang juga harus diperhitungkan. Anda dapat membuat kandang peternakan ayam petelur yang jauh dari pusat pemukiman warga. Hal ini dikarenakan limbah dari kandang dapat menimbulkan wangi tidak sedap dan dapat membuat warga sekitar merasa tidak nyaman. Namun, perlu diperhatikan juga akses masuk menuju kandang. Pastikan mudah diakses menggunakan kendaraan maupun dengan jalan kaki.

4. Pakan Ayam Petelur

Makanan yang dikonsumsi ayam petelur juga menjadi faktor penting dimana nutrisi yang ada akan mempengaruhi kualitas produk ternak. Jenis pakan ayam petelur dengan kualitas yang baik umumnya menggunakan jagung, pakan konsentrat dan tepung ikan. Ketiga bahan tersebut dapat memenuhi kebutuhan protein dan nutrisi lengkap bagi ternak ayam.

Pemberian pakan untuk ayam dapat dibagi dalam dua fase. Yakni starter dan finishing. Pakan starter diberikan pada ternak di empat minggu awal perkembang biakan. Sementara pakan finishing dapat diberikan di minggu kelima hingga keenam.

Minuman untuk ayam petelur dapat menggunakan air bersih dan obat anti stress. Obat ini dapat Anda tambahkan ke dalam air minum ternak dengan penambahan sedikit gula agar rasa air tidak terlalu pahit.

5. Kebersihan Kandang Ternak

Kebersihan harus diterapkan pada kandang ayam petelur. Hal ini untuk menghindarkan ayam dari parasit maupun bibit penyakit berbahaya. Kebersihan kandang juga menentukan kesehatan ternak, dimana kandang yang terlalu kotor dapat membuat ternak merasa stress dan mudah sakit.

Pembersihan kandang dapat dilakukan setiap hari dengan memastikan tidak ada kotoran ternak, sisa pakan maupun jenis kotoran lainnya berada terlalu lama di dalam kandang. Untuk menyiasati, beberapa peternak membangun kandang ayam di atas kolam ikan agar pembersihan dapat lebih mudah dilakukan.

6. Pemberian Vaksin

 Tidak hanya manusia, ternak ayam juga memerlukan vaksin sebagai tambahan booster pada kesehatan. Vaksin pada ternak adalah tambahan vitamin dan nutrisi agar kesehatan dan kualitas hidup ternak lebih terjaga. Periksakan dan lakukan vaksin secara rutin guna menghindari penyakit berbahaya.

Apabila ada ternak yang sakit, segera pisahkan dalam kandang khusus agar penyakit tidak cepat menular ke ternak lainnya dan rawat ternak hingga sembuh dengan pemberian obat dan nutrisi yang cukup.

7. Panen Telur

Kegiatan panen dapat dilakukan tiga kali dalam sehari, yakni pada pagi, siang dan sore hari. Tidak semua telur dapat lolos ke pasaran. Kenali beberapa jenis telur normal dan abnormal seperti di bawah ini:

  • Telur berkualitas baik memiliki bentuk oval, tidak terlalu lonjong dan gepeng. Telur abnormal cenderung berbentuk lebih kecil.
  • Telur berkualitas baik memiliki kulit yang tipis.
  • Telur dengan kualitas baik cenderung tenggelam di air, sedangkan telur abnormal mengambang di dalam air.

Kandang yang Baik untuk Ayam Broiler


Selain pakan, hal terpenting dalam bisnis peternakan ialah kandang yang baik untuk hewan ternak. Kandang berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat makan dan minum, serta pembudidayaan secara keseluruhan dari hewan ternak. Maka dari itu, pembuatan kandang haruslah didesain dan dipikirkan dengan baik agar hewan ternak bisa betah di dalam kandang.

Kali ini kami akan memberi informasi mengenai kandang yang baik untuk ternak ayam broiler atau ayam pedaging. Penasaran? Yuk, simak penjelasan di bawah ini ya!

A. Aspek yang Perlu Diperhatikan 

Sebelum membuat dan menentukan kandang untuk ternak, ada baiknya Anda memperhatikan beberapa aspek di bawah ini. Antara lain:

1. Jumlah Ternak yang Akan Dipelihara

Aspek pertama yakni jumlah ayam pedaging atau ayam broiler yang hendak diternakkan. Hal ini dinilai sangat penting karena menentukan besar dan luasnya kandang yang hendak dibangun nantinya. Penentuan jumlah ternak juga berpengaruh pada ruang gerak pada masing-masing ternak. 

Pastikan kandang yang akan dibuat muat atau cukup diisi oleh ternak ayam Anda nantinya. Perlu diperhatikan pula apakah nantinya Anda akan menambah jumlah ternak atau tidak sehingga dapat menyesuaikan ukuran kandang ayam broiler.

2. Penyesuaian Lahan

Aspek kedua yakni luas lahan yang ada untuk dibuat kandang. Keterbatasan lahan yang ada dapat menjadi masalah di kemudian hari apabila Anda berencana memperluas kandang atau menambah hewan ternak. Jadi, ukur dulu kemampuan dan kebutuhan lahan untuk membuat kandang sebelum benar-benar membangun kandang untuk ternak ayam Anda.

3. Usia Ternak Ayam

Yang terakhir yakni memperhatikan usia ternak ayam. Masing-masing rentang usia ayam memerlukan perawatan yang berbeda-beda. Misalnya, anak ayam yang menjadi bibit ternak wajib dipisahkan dari induk atau telur ternak ayam yang perlu dipisahkan dari indukannya.

B. Jenis Kandang Ayam Broiler

Ada beberapa jenis kandang yang dapat dipilih oleh peternak menyesuaikan dengan lahan, kebutuhan serta ketersediaan dana atau budget dari peternak. Antara lain:

1. Kandang Open House

Jenis kandang pertama yang dapat dijadikan pilihan kandang yakni jenis kandang open house atau kandang terbuka. Jenis kandang ini banyak diterapkan pada negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. 

Jenis kandang ini memiliki sirkulasi udara yang baik karena kandang tidak diberi sekat yang membuat udara mudah berganti. Selain itu, jenis kandang open house dapat membuat proses ternak menjadi lebih baik. Keunggulan lainnya adalah jumlah ternak ayam tumbuh lebih alami dan meningkatkan segi kualitas pada hewan ternak.

Kekurangan jenis kandang open house adalah apabila Anda membangun kandang di lingkungan yang dekat dengan kawasan pemukiman, maka dapat menimbulkan bau tidak sedap yang dapat mengganggu kenyamanan dan aktivitas warga. Ada baiknya jika Anda memilih kandang ini, pilih lokasi yang jaraknya cukup jauh dari pusat pemukiman.

2. Kandang Close House

Kebalikan dari kandang open house, kandang close house adalah jenis kandang yang lebih tertutup dimana banyak digunakan oleh peternak di negara maju. Kandang close house terbilang kandang modern yang bersifat intensif.

Jumlah ternak ayam pada kandang ini terbilang sangat banyak, hingga mencapai puluhan ribu ekor. Umumnya, kandang close house diberi ventilasi buatan dengan memuat kipas agar udara dapat berganti dengan baik sehingga sirkulasi udara di dalam kandang tetap terjaga kelembapan tanpa membuat ayam stress ataupun menimbulkan penyakit berbahaya.

Dengan begitu, jenis kandang close house dinilai lebih bersih dan higienis, baik untuk peternak maupun lingkungan sekitar peternakan. Meski demikian, pembuatan kandang close house memakan lebih banyak biaya dibandingkan kandang open house. Pilih jenis kandang yang sesuai dengan budget tanpa meninggalkan aspek keamanan dan kenyamanan baik untuk hewan ternak maupun lingkungan sekitar.

C. Konstruksi Kandang Ayam Broiler

Setelah menentukan jenis kandang yang diinginkan, penentuan konstruksi yang memenuhi standar kandang sangat diperlukan agar dapat menyesuaikan dengan budget yang dimiliki serta kebutuhan pemilik peternakan. Adapun konstruksi untuk kandang ayam broiler adalah sebagai berikut:

1. Atap Kandang

Aspek pertama yakni atap untuk kandang ternak. Bagian atap wajib dapat menyalurkan udara dan cahaya matahari yang baik masuk ke dalam kandang tanpa gangguan. Hal ini bertujuan agar pergantian udara dan pembuangan gas beracun seperti NH3 dan H2S dapat berjalan dengan maksimal. 

Bahan yang dapat digunakan sebagai konstruksi atap peternakan adalah aluminium foil, asbes, genting, seng, bamboo, maupun ijuk. Pastikan atap cukup kuat untuk menghalau berbagai jenis cuaca dan kotoran yang dapat masuk ke dalam kandang.

Pemilihan bahan juga dapat disesuaikan dengan suhu, kelembapan serta budget yang dimiliki untuk membangun kandang. Kemiringan atap kandang dapat dipilih antara 30 hingga 45 derajat, hampir serupa dengan atap rumah.

2. Dinding Kandang

Membangun dinding kandang ayam dapat menggunakan ketinggian sekitar 1,8 meter, tinggi sekitar 2 meter dengan tambahan dinding bagian atas setinggi 1,7 meter. Dinding kandang dapat didasari dengan tiang yang berbahan dasar cor semen, bambu, maupun kayu. Kemudian, sisa dinding kandang dapat dibuat dengan kayu, bambu, maupun kawat besi.

3. Lebar Kandang

Yang ketiga yakni perhitungan lebar kandang untuk ternak ayam broiler. Ada baiknya anda membangun kandang dengan lebar tidak lebih dari 8 meter untuk jenis kandang ayam broiler modern besar. Penentuan luas kandang harus diikuti dengan sistem drainase yang baik, juga disesuaikan dengan skala kegiatan ternak Anda.

Penentuan lebar juga bergantung pada jumlah ayam broiler yang akan diternakkan. Apabila Anda membangun kandang dengan skala menengah ke bawah, maka lebar dan luas kandang dapat diatur lebih kecil untuk mempermudah kegiatan ternak, perawatan ternak serta menyesuaikan dengan budget yang dimiliki.

4. Jarak Antar Kandang

Aspek yang keempat yakni jarak antar kandang ayam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ayam broiler yang hendak diternakkan ada baiknya dipisahkan sesuai dengan kelompok usia ternak guna mempermudah perawatan dan pemantauan. Dengan begitu, Anda tentu memerlukan lebih dari satu kandang ayam.

Ada baiknya memberi jarak antar kandang sekitar 5 hingga 8 meter. Jarak tersebut dapat dibiarkan kosong atau tanpa ditutup tanaman atau jenis penghalang lainnya agar sirkulasi udara antar kandang dapat berjalan dengan baik. Jarak antar kandang juga mengurangi resiko yang tidak diharapkan.

Misalnya, ternak ayam terjangkit penyakit menular yang dapat menjangkiti ternak satu dan yang lainnya dalam waktu yang relatif cepat. Jangan lupa untuk menyediakan kandang khusus isolasi bagi ternak yang mengalami sakit agar tidak menular ke ayam lainnya.

5. Arah Kandang

Selain konstruksi, arah kandang ternak ayam juga sangat perlu diperhatikan. Ada baiknya membuat kandang ayam dengan mengarah dari Barat ke Timur untuk memastikan sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang dengan baik.

Pengarahan kandang dari Selatan ke Utara atau sebaliknya sangat tidak dianjurkan karena cahaya matahari yang masuk dapat berlebihan dan menciptakan suhu panas yang tidak nyaman bagi hewan ternak.

6. Tingkat Kepadatan Kandang

Yang terakhir yakni tingkat kepadatan kandang. Perhitungan untuk tingkat kepadatan kandang dapat menggunakan besar ternak ayam. Apabila akan membangun kandang untuk ternak ayam berukuran besar maka dapat digunakan hitungan maksimal 6 hingga 7 ekor per meter kubik. Untuk ternak ayam ukuran sedang, dapat memuat maksimal 8 ekor per meter kubik. Sedangkan untuk ternak ayam berukuran kecil dapat memuat maksimal 9 hingga 12 ekor per meter kubik.


Jenis Pakan untuk Ayam Petelur


Sama seperti manusia, ternak ayam juga membutuhkan asupan makanan dan nutrisi yang tepat agar dapat berkembang biak dengan baik dan menghasilkan produk telur yang berkualitas unggulan. Pakan yang dikonsumsi oleh ternak ayam petelur dapat mempengaruhi kualitas dari telur nantinya.

Pada artikel kali ini, kami akan memberi beberapa informasi seputar pakan untuk ayam petelur. Untuk selengkapnya, dapat disimak di bawah ini, ya!

Jenis Pakan Pabrikan untuk Ayam Petelur

Pakan untuk ternak ayam paling mudah didapatkan dan digunakan adalah jenis pakan pabrikan yang dijual secara bebas di pasaran. Pakan ini sudah mengandung banyak komposisi dengan nutrisi tepat bagi ternak ayam petelur. Pakan pabrikan tersebut antara lain:

a. Pakan Ayam Petelur New Hope

Pabrikan New Hope terhitung pemain baru dalam sektor pakan ternak ayam di Indonesia apabila dibandingkan dengan nama-nama lainnya, seperti Phokpand, Japfa, Cargill, ataupun Wonokoyo. Pakan ayam petelur dari New Hope terdiri dari beberapa jenis, yakni pakan komplit L-38-1, merk K62 dan SININDO HK336.

Kandungan pada pakan komplit jenis L-38-1 yang biasa digunakan pada ternak ayam dengan usia 18 minggu ke atas antara lain:

  • Protein Kasar 18%
  • Kadar Air Maksimal 13%
  • Abu 12%
  • Serat Kasar 6%
  • Kalsium 3,25-4,25%
  • Lemak Kasar 3%
  • Fosfor 0,6%

Di sisi lain, pakan konsentrat jenis K62 yang digunakan pada anak ayam berusia 18 minggu hingga 100 minggu memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut:

  • Protein Kasar 34-36%
  • Abu 35%
  • Kadar Air Maksimal 12%
  • Kalsium 10%
  • Serat Kasar 8%
  • Lemak Kasar 3%

Untuk menggunakan konsentrat ini dapat digunakan komposisi K62 sebanyak 35%, jagung sebanyak 50%, dan dedak sebanyak 15%.

Lebih lanjut, adapun kandungan nutrisi pada jenis pakan HK336 adalah:

  • Protein Kasar 35-37%
  • Abu 35%
  • Kadar Air Maksimal 12%
  • Kalsium 10%
  • Serat Kasar 8%
  • Lemak Kasar 3%
  • Fosfor 1%

Yang membedakan antara K63 dan HK336 adalah kandungan protein pada HK366 lebih tinggi.Konsentrat ini dapat digunakan pada ayam petelur dengan produksi sekitar 2% hingga ternak berusia 50 minggu. Penggunaannya dapat menggunakan komposisi HK336 sebanyak 35%, jagung sebanyak 50%, dan dedak sebanyak 15%.

b. Pakan Ayam Petelur Phokpand

Phokpand menyediakan beberapa jenis pakan ayam petelur, mulai dari doc hingga afkir. Antara lain 520, 520S, 521, 521S, 122, 522, BCL24, 524, BCL24P dan 324. Meski banyak, jenis pakan tersebut cukup sulit ditemukan di pasaran. Untuk jenis yang paling mudah ditemukan adalah pakan konsentrat jenis HI-PRO-VITE 124 dengan kandunga nutrisi seperti di bawah ini:

  • Protein Kasar 30-32%
  • Abu 32%
  • Kadar Air Maksimal 12%
  • Kalsium 10,9%
  • Serat Kasar 8%
  • Lemak Kasar 3%
  • Fosfor 1,1%

c. Pakan Ayam Petelur Cargill

Pakan ternak dari Cargill yang paling terkenal adalah jenis pakan untuk ikan, sedangkan pakan ternak ayam kurang dikenal oleh masyarakat. Pakan Cargill memiliki kandungan nutrisi pada konsentrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat CP124 milik Phokpand.

Adapun komposisi kandungan nutrisi nya adalah:

  • Abu Maksimal 36%
  • Zinc Bacitracin hingga 150 ppm
  • Protein Kasar Minimal 36%
  • Kadar Air Maksimal 10%
  • Serat Maksimal 6%
  • Lemak Minimal 3%

Untuk penggunaannya, dapat menggunakan komposisi jagung sebanyak 40%, pakan konsentrat 30% dan dedak padi sebanyak 30%.

d. Pakan Ayam Petelur Malindo

Pakan untuk ayam petelur dari Malindo terdiri dari dua jenis konsentrat, yakni K34 dan K36, serta pakan komplit 7605.

Kandungan nutrisi pada pakan K36 antara lain:

  • Jamur Aflatoksin Maksimal 40 mikrogram/kg
  • Protein Kasar 34-36%
  • Abu 35%
  • Kadar Air Maksimal 10%
  • Kalsium 10-12%
  • Lemak Kasar Maksimal 5%
  • Serat Kasar Maksimal 5%
  • Fosfor 1-1,5%

Sedangkan pada pakan K34, kandungan nutrisinya adalah sebagai berikut:

  • Jamur Aflatoksin Maksimal 40 mikrogram/kg
  • Protein Kasar 17-19%
  • Abu 14%
  • Kadar Air Maksimal 13%
  • Lemak Kasar Maksimal 7%
  • Serat Kasar 6%
  • Kalsium 3,3-4,2%
  • Fosfor 0,6-0,9%

Cara Membuat Pakan untuk Ayam Petelur

Ada beberapa bahan yang dapat ditambahkan dalam pembuatan pakan ternak ayam petelur. Antara lain:

1. Tepung Ikan

Selain tepung ikan, Anda juga dapat menggunakan tepung dari ikan teri atau keong. Untuk tepung dari ikan teri, Anda dapat membeli kepala ikan teri dengan harga yang lebih terjangkau, lalu dijemur hingga kering sempurna. Setelah itu, haluskan ikan teri kering dengan mesin penghalus bumbu atau dengan jenis penghancur lainnya. 

Tepung ikan atau tepung teri yang dibutuhkan pada pembuatan pakan setidaknya 24% dari jumlah berat pakan yang akan dibuat.

2. Kedelai

Bahan selanjutnya adalah kedelai. Disini, dibutuhkan setidaknya 11% kedelai dari total berat pakan yang akan dibuat. Anda dapat memanfaatkan ekdelai dari ampas pembuatan tahu, atau bisa juga dengan menggunakan kedelai utuh yang kemudian dihaluskan. Prosesnya hampir sama dengan tepung ikan, yakni menjemur kedelai hingga kering sempurna, lalu dihaluskan hingga menjadi bentuk tepung.

3. Jagung

Jagung yang dibutuhkan disini adalah tepung jagung dengan bobot 30% dari bobot pakan. Anda dapat menggiling dan menghaluskan biji jagung hingga menjadi tepung sebelum digunakan menjadi bahan pakan.

4. Bekatul

Bekatul dibutuhkan dengan bobot sekitar 26% dari komposisi pakan ayam petelur. Bahan ini bisa didapatkan dari remukan hasil ayakan atau gilingan padi. Anda juga bisa mendapatkan bekatul dari karak sisa pengolahan nasi.

5. Dedak

Dedak diperlukan sebanyak 5% dari total berat pakan yang bisa didapatkan dari gilingan padi. Dedak cenderung memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan jenis bahan lainnya.

6. Vitamin

Untuk vitamin, Anda dapat membelinya di toko pakan ayam dengan komposisi sebanyak 2% dari total berat pakan.

7. Kunyit

Kunyit yang digunakan disini adalah kunyit parut dengan bobot 1%. Anda bisa mendapatkan dengan mudah di pasar terdekat.

8. Sayuran

Sayuran dibutuhkan dengan jumlah 1% dari bobot pakan. Anda bisa menggunakan sayur jenis kangkung, bayam dan lainnya.

9. Air Bersih

Air dapat ditambahkan dengan takaran seperlunya untuk mencampurkan adonan dengan baik.

Cara Membuat Pakan Ayam Petelur

Apabila bahan-bahan sudah didapatkan dan disiapkan semuanya, maka langkah berikutnya adalah membuat pakan utuh untuk ternak ayam.

Langkah pertama, campur dan aduk seluruh bahan yang ada hingga rata dan tambahkan air secukupnya hingga adonan bisa dibentuk. Setelah itu, kukus adonan pakan dengan teknik menanak nasi hingga adonan matang. Hal ini dilakukan agar pakan ayam tidak cepat basi. Jika sudah matang, angkat dan bentuk adonan pakan sesuai keinginan.

Bentuk Pakan

Ada beberapa bentuk pakan yang dapat digunakan apabila adonan pakan sudah jadi dan matang. Antara lain:

a. Bentuk Pelet

Bentuk ini paling umum digunakan pada ternak. Untuk mendapatkan bentuk ini, adonan yang sudah matang dimasukkan dalam penggilingan daging atau bisa juga menggunakan penggiling kacang tanah. Nantinya, pakan akan berbentuk seperti tabung kecil panjang dan dapat dipotong kecil lalu dijemur hingga kering.

b. Bentuk Tepung

Jika adonan sudah matang, lalu jemur adonan tersbeut hingga kering. Ratakan adonan tadi menjadi bentuk lebih tipis agar cepat kering. Jika sudah kering, remas-remas adonan tadi hingga hancur seperti tepung.

c. Bentuk Butiran Pecah

Bentuk ini bisa didapatkan dengan memasukkan adonan yang sudah matang ke dalam ayakan berlubang dan ditekan hingga butiran pakan berjatuhan. Setelah itu, Anda dapat menjemur pakan hingga kering sebelum digunakan.


© all rights reserved
made with by templateszoo